Etnokimia

Golok Betawi: Kimia dalam Tradisi Betawi

Golok merupakan senjata tradisional yang memiliki makna dan nilai kultural dalam masyarakat Betawi. Golok memiliki bentuk pisau dengan ukiran seni yang khas dan sering digunakan dalam berbagai kegiatan sehari-hari, seperti pertanian, perburuan, dan keperluan dapur. Selain sebagai alat praktis, golok juga memiliki nilai simbolis dalam upacara adat dan kegiatan budaya Betawi. Keberadaan golok mencerminkan warisan budaya yang dijaga dengan rapi oleh masyarakat Betawi, menjadi simbol kekuatan, keterampilan, dan keberanian dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

 

Bilah golok/badan golok (golok blade) terbuat dari besi. Dari hasil pengujian komposisi kimia pada bahan dasar golok diperoleh besi (Fe) 98.305%, karbon (C) 0.596%. Logam sebagai suatu kristal terdiri dari ion-ion positif logam dalam bentuk bola-bola keras dan sejumlah elektron yang bergerak bebas dalam ruang antara. Elektron-elektron valensi logam tidak terikat erat (karena energi ionisasinya rendah), sehingga relatif bebas bergerak. Ikatan logam adalah ikatan antaratom dalam suatu unsur logam dengan menggunakan interaksi antar elektron valensi. Unsur logam mempunyai kecendrungan untuk menjadi ion positif karena energi potensial ionisasi yang rendah dan mempunyai elektron valensi kecil. Ketika atom-atom logam yang bermuatan ini saling berdekatan, kemudian elektron valensinya akan terdelokalisasi membentuk ”lautan elektron” di sekitar ion-ion positif.

Silakan scan QR code berikut untuk melihat struktur 3 dimensi ikatan logam!